Karbala When Skies Wept Blood

Tragedi Karbala 10 Muharram 61 H

Pada hari Asyura, 10 Muharram 61 H, terjadilah Tragedi Karbala.
Peristiwa Karbala yang menimpa Al-Husein bin Ali bin Abi Thalib (sa)
jauh sebelumnya telah diberitakan oleh malaikat Jibril kepada
Rasulullah saw. Ummu Salamah isteri tercinta Rasulullah saw
menuturkan: Ketika hendak tidur Rasulullah saw gelisah, ia berbaring
kemudian bangun, berbaring dan bangun lagi. Aku bertanya kepadanya:
Mengapa engkau gelisah ya Rasulallah? Rasulullah saw menjawab: “Baru
saja Jibril datang kepadaku memberitakan bahwa Al-Husein akan terbunuh
di Karbala. Ia membawa tanah ini dan simpanlah tanah ini. Jika tanah
ini kelak telah berubah warna menjadi merah pertanda Al-Husein telah
terbunuh.” Ummu Salamah menyimpan tanah itu.

Al-Husein (sa) mengajak keluarganya dan sahabat-sahabat Nabi saw yang
masih hidup saat itu untuk bergabung bersamanya. Sebelum meninggalkan
kota Madinah, Al-Husein (sa) pergi berziarah ke pusara kakeknya
Rasulullah saw. Di kubur Kakeknya ia membaca doa dan menangis hingga
larut malam dan tertidur. Dalam tidurnya ia mimpi Rasulullah saw
datang kepadanya, memeluknya dan mencium keningnya. Dalam mimpinya
Rasulullah saw berpesan: “Wahai Husein, ayahmu, ibumu dan kakakmu
menyampaikan salam padamu, mereka rindu kepadamu ingin segera berjumpa
denganmu. Wahai Husein, tidak lama lagi kamu akan menyusulku dengan
kesyahidanmu.” Lalu Al-Husein terbangun.

Di kubur kakeknya Al-Husein berjanji dan bertekah untuk menegakkan
keadilan dan kebenaran, menyampaikan Islam sebagaimana yang
dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya. Kemudian Ia mendatangi
keluarganya dan mengajak sebagian sahabat-sahabat Nabi saw yang masih
hidup saat itu untuk bergabung bersamanya.

Ketika akan meninggalkan kota Madinah menuju ke Irak, Al-Husein pamet
kepada Ummu Salamah, ia menangis dan mengantarkannya dengan linangan
air mata, ia terkenang saat bersama Rasulullah saw dan teringat akan
pesan yang disampaikan kepadanya.

Kini Al-Husein dan rombongannya berangkat menuju Irak. Karena lelahnya
perjalanan yang cukup jauh, Al-Husein dan rombongan yang tidak lebih
dari 73 orang berhenti di padang Karbala. Rombongan Al-Husein (sa)
terdiri dari keluarganya dan sebagian sahabat-sahabat Nabi saw. Mereka
memancangkan kemah-kemah di padang Karbala untuk berteduh dari
sengatan panas matahari dan istirahat karena lelahnya perjalanan yang
cukup jauh.

Deru suara kuda terdengar dari kejauhan. Semakin lama suara itu
semakin jelas bahwa suara itu adalah suara deru kuda pasukan Ibnu
Ziyad yang jumlahnya ribuan. Rombongan Al-Husein yang jumlahnya tidak
lebih dari 73 orang terdiri dari: anak-anak kecil dan wanita dari
keluarganya, dan sebagian sahabat-sahabat Nabi saw. Mereka harus
berhadapan dengan ribuan pasukan Ibnu Ziyad gubernur pilihan Yazid bin
Muawiyah.

Karena jauhnya perjalanan Al-Husein dan rombongannya kehabisan bekal.
Mereka dalam keadaan haus dan lapar. Sebagian dari mereka berusaha
mengambil air dari sungai Efrat, tapi mereka dihadang oleh pasukan
Ibnu Ziyah. Mereka tetap berusaha keras mengambil air untuk
dipersembahkan kepada Al-Husein dan keluarganya serta rombongan yang
kehausan. Tapi mereka gagal karena diserang oleh anak-anak panah
pasukan Ibnu Ziyah, dan mereka berguguran menjadi syuhada’.

10 Muharram 61 H, pasukan Ibnu Ziyad mulai melakukan serangan pada
rombongan Al-Husein yang dalam keadaan haus dan lapar. Salah seorang
pasukan melancarkan anak panah pada leher anak Al-Husein yang masih
bayi dan berada dalam pangkuan ibunya, sehingga mengalirlah darah dari
lehernya dan meninggallah bayi yang tak berdosa itu.

Pada sore hari 10 Muharram 61 H, pasukan Al-Husein banyak yang
berguguran. Sehingga Al-Husein (sa) tinggallah seorang diri dan
beberapa anak-anak dan wanita. Dalam keadaan haus dan lapar di depan
pasukan Ibnu Ziyad , Al-Husein (sa) berkata: “Bukalah hati nurani
kalian, bukankah aku adalah putera Fatimah dan cucu Rasulullah saw.
Pandanglah aku baik-baik, bukankah baju yang aku pakai adalah baju
Rasululah saw.”

Tapi sayang seribu sayang karena emeng-emeng hadiah jabatan dan materi
dari Ibnu Ziyah dan Yazid bin Muawiyah, kecuali Al-Hurr pasukan Ibnu
Ziyad tidak memperdulikan ajakan Al-Husein (sa), mereka menyerang Al-
Husein yang tinggal seorang diri. Serangan itu disaksikan oleh Zainab
(adiknya), Syaherbanu (isterinya), Ali bin Husein (puteranya), dan
rombongan yang masih hidup yang terdiri dari wanita dan anak-anak.
Pasukan Ibnu Ziyad melancarkan anak-anak panah pada tubuh Al-Husein,
dan darah mengalir dari tubuhnya yang sudah lemah. Akhirnya Al-Husein
terjatuh di tengah-tengah mayat para syuhada’ dari pasukannya.

Melihat Al-Husein terjatuh dan tak berdaya, Syimir dari pasukan Ibnu
Ziyah turun dari kudanya, menginjak-injakkan kakinya ke dada Al-
Husein, lalu menduduki dadanya dan menghunus pedang, kemudian
menyembelih leher Al-Husein yang dalam kehausan, sehingga terputuslah
lehernya dari tubuhnya. Menyaksikan peristiwa yang tragis ini Zainab
dan isterinya serta anak-anak kecil menangis dan menjerit tragis.
Tidak hanya itu kekejaman Syimir, ia melemparkan kepala Al-Husein yang
berlumuran ke kemah Zainab. Semakin histeris tangisan Zainab dan
isterinya menyaksikan kepala Al-Husein yang berlumuran darah berada di
dekatnya.

Zainab menangis dan menjerit, jeritannya memecah suasana duka. Ia
merintih sambil berkata: Oh… Husein, dahulu aku menyaksikan kakakku Al-
Hasan meninggal diracun oleh orang terdekatnya, dan kini aku harus
menyaksikan kepergianmu dibantai dan disembelih dalam keadaan haus dan
lapar.
Ya Allah, ya Rasullallah, saksikan semua ini. Al-Husein telah
meninggalkan kami dibantai di Karbala dalam keadaan haus dan lapar.
Dibantai oleh ummatmu yang mengharapkan syafaatmu. Ya Allah, ya
Rasulallah Akankah mereka memperoleh syafaatmu sementara mereka
menghinakan keluargamu, dan membantai Al-Husein yang paling engkau
cintai?

10 Muharram 61 H, bersamaan akan tenggelamnya matahari, mega merah pun
mewarnai kemerahan u*** barat, saat itulah tanah Karbala memerah,
banjiri darah Al-Husein (sa) dan para syuhada’ Karbala. Bumi menangis,
langit dan penghuinya berduka atas kepergian Al-Husein (sa) pejuang
kebenaran dan keadilan.

Dari sebagian sumber riwayat menuturkan bahwa sejak kepergian Al-
Husein dari Madinah Ummu Salamah selalu memperhatikan tanah yang
dititipkan oleh Rasulullah saw, saat Al-Husein terbunuh tanah itu
berubah warna menjadi merah, Ummu Salamah menangis, teringat pesan-
pesan Rasulullah saw dan terkenang saat-saat bersamanya.

Kini rombongan Al-Husein (sa) yang masih hidup tinggallah: Zainab dan
isterinya, Ali putra Al-Husein yang sedang sakit, dan sisa
rombongannya yang masih hidup yang terdiri dari anak-anak dan wanita.
Mereka diikat rantai dan digiring dalam keadaan haus dan lapar, dari
karbala menuju kantor gubernur Ibnu Ziyad yang kemudian mereka
digiring ke istana Yazid bin Muawiyah di Damaskus. Dalam keadaan
lemah, lapar dan haus, mereka dirantai dan digiring di sepanjang jalan
kota Kufah. Mereka disaksikan oleh penduduk Kufah yang berbaris di
sepanjang jalan. Mereka menundukkan kepala, malu dengan sorotan mata
yang memandangi mereka.

Kini sisa rombongan Al-Husein digiring ke istana Yazid bin Muawiyah.
Sebagian pasukan membawa kepala Al-Husein untuk dipersembahkan kepada
Yazid. Dengan mempersembahkan kepala Al-Husein dan tawanan wanita dan
anak kecil yang sebagian dari mereka adalah cucu dan keturunan Nabi
saw, mereka berharap mendapatkan imbalan jabatan dan materi
sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Yazid bin Muawiyah. Kini tiba
saatnya Yazid, Ibnu Ziyad, para pejabat dan pasukannya berpesta di
istana, merayakan kemenangannya.

Duhai para pejuang kebenaran dan keadilan, hati siapa yang tidak
teriris dan berduka menyaksikan tragedi Karbala?

Duhai para pecinta Rasulullah dan keluarganya, hati siapa yang tidak
merasa sedih dan iba menyaksikan keluarga Nabi saw dirantai dan
digiring di sepanjang kota Kufah
dalam keadaan haus dan lapar lalu dihinakan di istana Yazid bin
Muawiyah?

Duhai kaum muslimin dan ummat Rasulullah saw, peristiwa apalagi dalam
sejarah manusia yang lebih tragis dari peristiwa Karbala?

Duhai orang-orang yang lemah dan tertindas, hati siapa yang tidak
tesentuh dan terbangkitkan oleh semangat darah Al-Husein dan para
syuhada’ Karbala?

Duhai kaum muslimin dan mukminin ummat Rasulullah saw, masih adakah
hati yang keberatan menyampaikan salam dan ziarah kepada Al-Husein
(sa) dan para syuhada’ Karbala?

Mari kaum muslimin, para pecinta kebenaran dan keadilan kita ucapkan
salam:
اَلسَّلامُ عَلَى الْحُسَيْنِ وَعَلى عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ وَعَلى
اَوْلادِ الْحُسَيْنِ وَعَلى اَصْحابِ الْحُسَيْنِ.
Assalâmu ‘alal Husayn wa ‘alâ Aliyibnil Husayn wa ‘alâ awlâdil Husayn
wa ‘alâ ashhâbil Husayn.

Salam pada Al-Husein, salam pada Ali bin Husein, salam pada semua
putera Al-Husein, dan salam pada semua sahabat Al-Husein.

Bagi yang berminat ziarah Asyura yang lengkap dengan tek arabnya dan
doa sesudah ziarah Asyura, silahkan download di bagian File:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia

Yang berminat Amalan Praktis dan doa-doa pilihan, silahkan klik :
http://shalatdoa.blogspot.com
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa

Yang berminat info situs2 periklanan dan usaha2 online, klik di sini :
http://infor-indo.blogspot.com
http://pengusahaonline.com/?id=Syamsuri


Posted on 03:43 by ariwinata and filed under | 0 Comments »

Prison Break Best TV Series in Amerika

Prison Break
Plot: Due to a political conspiracy an innocent man is sent to death row and his only hope is his brother who makes it his mission to deliberately get himself sent to the same prison in order to break the both of them out from the inside out.

Prison Break adalah serial drama Amerika Serikat yang ditayangkan pertama kali di Fox Broadcasting Company pada tanggal 29 Agustus 2005.

Cerita serial ini berkisah tentang orang yang ditangkap karena kejahatan yang ia tidak lakukannya dan saudara kandungnya membantunya lepas dari hukumannya. Di Indonesia, serial Prison Break sempat diputar di ANTV pada pertengahan 2007 dan kembali ditayangkan oleh RCTI. Serial ini dibuat oleh Paul Scheuring. Produser film ini sekarang Paul Scheuring, Matt Olmstead, Kevin Hooks, Marty Adelstein, Dawn Parouse, Neal Moritz dan Brett Ratner. Musik tema serial ini dibuat oleh Ramin Djawadi, dan dinominasikan untuk Primetime Emmy Award tahun 2006.

Pemain dan Karakter
Pemeran Prison Break Amaury Nolasco, Robert Knepper, Wade Williams, Sarah Wayne Callies, Wentworth Miller bersama produser eksekutif Matt Olmstead.


Berikut ini adalah beberapa karakter utama dalam serial Prison Break. Untuk daftar lengkapnya dapat dilihat di Daftar karakter Prison Break. Dari tokoh-tokoh ini, hanya dua karakter protagonis, Lincoln Burrows dan Michael Scofield, yang muncul di setiap episode selama 4 season.

Wentworth Miller sebagai Michael Scofield (Season 1–4): Michael adalah adik Lincoln yang bekerja sebagai insinyur sebelum mendedikasikan seluruh waktunya untuk membebaskan Lincoln. Michael membuat rencana matang untuk melarikan diri bersama kakakknya dari penjara Fox River. Satu minggu sebelum produksi dimulai, Miller melakukan audisi untuk peran ini dan membuat Scheuring terkesan; ia ditunjuk untuk memerankan Michael Scofield pada hari berikutnya.

Dominic Purcell sebagai Lincoln Burrows (Season 1–4): Lincoln dijebak untuk pembunuhan Terence Steadman, adik wakil presiden Amerika kala itu. Purcell terpilih tiga hari sebelum produksi. Purcell melakukan audisi ketika ia masih menjalankan peran sebagai Tommy Ravetto dalam serial North Shore. Sejak berperan dalam serial John Doe, Purcell telah memiliki hubungan baik dengan Fox. Meski demikian, saat ia melakukan audisi untuk episode pertama, Scheuring tidak terkesan karena potongan rambut dan warna kulit Purcell yang gelap. Namun, akting Purcell akhirnya mengantarkan ia mendapatkan peran ini. Purcell tiba di lokasi pada hari pertama syuting dengan kepala plontos, yang mengejutkan Scheuring karena kemiripan antara dua orang pemeran utama serial ini.

Robin Tunney sebagai Veronica Donovan (Season 1–2): Veronica adalah pengacara yang juga teman masa kecil Michael dan Lincoln yang membantu kakak beradik ini mengungkapkan konspirasi dalam kasus Lincoln.

Marshall Allman sebagai Lincoln "L. J." Burrows Jr. (Season 1–4): L. J. adalah putra Lincoln yang telah beranjak remaja dan sangat terpengaruh akan hukuman mati yang menimpa ayahnya. Ia terpaksa bersembunyi setelah menjadi target orang-orang yang menginginkan kematian Lincoln.

Amaury Nolasco sebagai Fernando Sucre (Season 1–4): Sucre menjalin persahabatan dengan Michael sejak mereka menjadi teman satu sel di penjara Fox River. Cerita dari karakter ini memfokuskan pada keinginannya untuk bersatu lagi dengan kekasihnya, Maricruz. Ketika menerima naskah untuk episode pilot, yang pertama terlintas dalam pikiran Nolasco adalah ini merupakan "salah satu episode pilot gagal yang tidak diinginkan oleh stasiun televisi" karena hampir semua episode pilot untuk serial lain sudah mulai diproduksi pada saat itu. Mengakui bahwa ia tidak suka membaca, Nolasco terkesan karena ternyata ceritanya tidak mudah ditebak. Setelah audisi terakhirnya, Paul Scheuring mengatakan bahwa ia adalah pilihan utama dan akhirnya mendapatkan peran ini.

Robert Knepper sebagai Theodore "T-Bag" Bagwell (Season 1–4): T-Bag muncul di semua season sebagai psikopat yang sadis, kasar dan manipulatif. T-Bag tidak akan berhenti sampai mendapatkan apa yang ia inginkan dan tidak segan melakukan apa saja pada mereka yang menghalanginya.

Peter Stormare sebagai John Abruzzi (Season 1-2): Perannya sebagai bos mafia Chicago, Abruzzi menjadi figur yang disegani di penjara Fox River. Ia setuju menyediakan pesawat untuk pelarian Michael asalkan Michael memberitahukan lokasi saksi mata kejahatannya, Otto Fibonacci. Ia muncul di paruh pertama season 1 dan muncul beberapa kali di akhir season dan awal season 2.

Rockmond Dunbar sebagai Benjamin Miles "C-Note" Franklin (Season 1–2, 4): Demi menemui keluarganya, C-Note memeras Michael di Fox River agar bisa bergabung dengan tim yang hendak melarikan diri.

Wade Williams sebagai Brad Bellick (Season 1–4): Muncul di semua season, Bellick pada awalnya adalah pimpinan penjaga penjara Fox River. Setelah membaca naskah episode pilot, Williams sebenarnya tidak ingin memerankan Bellick karena karaternya "kejam dan keji". Apalagi ia adalah ayah dari anak yang berumur empat tahun. Namun, manajernya membujuk Williams untuk ikut audisi dan akhirnya ia pun mendapatkan peran sebagai Bellick.

Sarah Wayne Callies sebagai Sara Tancredi (Season 1–2, 4): Sara adalah dokter yang bekerja di penjara Fox River dan putri dari Gubernur Frank Tancredi, yang berhubungan dengan orang-orang yang menjebak Lincoln. Sara jatuh cinta pada Michael dan membantu pelariannya. Callies adalah aktris pertama yang dilhat produser pada audisi untuk peran Sara Tancredi dan juga menjadi pemeran pertama yang terpilih dalam jajaran kasting.

Paul Adelstein sebagai Paul Kellerman (Season 1–2, 4): Kellerman pada awalnya adalah agen rahasia yang bekerja untuk Wakil Presiden dan tugasnya adalah memastikan bahwa eksekusi Lincoln Burrows berjalan lancar. Kemudian, karakternya berubah dari musuh dan menjadi sekutu bagi Michael dan Lincoln.

William Fichtner sebagai Alexander Mahone (Season 2–4): Sebagai agen FBI, tugas Mahone adalah menemukan para pelarian. Secara intelektual, Mahone sangat mirip dengan Michael dan latar belakangnya mulai terkuak seiring berjalannya serial ini. Di season ketiga Mahone dipenjara di Sona dengan Michael dan terus menjadi sekutunya sampai season terakhir.

Chris Vance sebagai James Whistler (Season 3-4): Whistler dipenjara di Sona karena membunuh putra Walikota. Ia menjadi salah satu karakter utama di season tiga dan muncul di awal season empat.

Robert Wisdom sebagai Norman "Lechero" St. John (Season 3): Muncul sebagai salah satu karakter utama di season 3, Lechero adalah narapidana yang menguasai Sona dan seorang gembong narkoba Panama.

Danay Garcia sebagai Sofia Lugo (Season 3-4): Sofia pada awal season 3 adalah kekasih Whistler. Hubungannya dengan Lincoln mulai terlihat pada paruh akhir season 3. Dan pada awal season 4 ia mulai berkencan dengan Lincoln Burrows.

Jodi Lyn O'Keefe sebagai Gretchen Morgan (Season 3–4): Mulanya ia adalah "Susan B. Anthony". Gretchen adalah agen Company yang ditugaskan untuk membebaskan James Whistler.

Michael Rapaport sebagai Donald Self (Season 4): Muncul di season 4, Self adalah Agen Keamanan Negara yang membentuk tim untuk menghancurkan Company.

Sinopsis
Season 1

Season pertama menceritakan tentang pembebasan Lincoln Burrows (Dominic Purcell), yang menghadapi hukuman mati dengan tuduhan membunuh Terrence Steadman (Jeff Perry), saudara kandung wakil presiden Amerika. Lincoln ditahan di penjara Fox River State sembari menunggu eksekusinya. Adik Lincoln, seorang insinyur jenius, Michael Scofield (Wentworth Miller), percaya bahwa Lincoln tidak bersalah dan membuat sebuah rencana pelarian. Unutk mendapatkan akses penuh ke penjara Fox Riverm Michael melakukan perampokan dan membiarkan dirinya tertangkap. Di Fox River, Michael berteman dengan dokter penjara Sara Tancredi (Sarah Wayne Callies) dan berpura-pura mengidap diabetes tipe 1 supaya ia mendapatkan akses harian ke klinik. Perjuangan Linc dan Michael juga dibantu oleh sahabat mereka Veronica Donovan (Robin Tunney), seorang pengacara yang menyelidiki konspirasi apa yang menjebloskan Linc ke dalam penjara. Namun, sepak terjang mereka selalu dibayangi agen The Company. Company adalah organisasi yang menjebak Lincoln, dan mereka melakukan ini karena ayah Lincoln, Aldo Burrows, yang dulunya bekerja untuk Company. Lincoln dan Michael, bersama enam narapidana lainnya, Fernando Sucre (Amaury Nolasco), Theodore "T-Bag" Bagwell (Robert Knepper), Benjamin Miles "C-Note" Franklin (Rockmond Dunbar), David "Tweener" Apolskis (Lane Garrison), John Abruzzi (Peter Stormare), and Charles "Haywire" Patoshik (Silas Weir Mitchell), yang kemudian dikenal dengan sebutan Fox River Eight, berhasil melarikan diri dari Fox River di episode akhir season 1.

Season 2
Season kedua bermula delapan jam sejak pelarian. Fox River Eight berpisah dan memulai perjalanan masing-masing dengan pihak berwajib yang terus membayangi mereka. Brad Bellick (Wade Williams) dipecat dari Fox River dan mengejar mereka untuk mendapatkan hadiah uang. Beberapa narapidana bertemu kembali untuk mendapatkan sejumlah besar uang hasil rampokan narapidana lain yang dikubur di suatu tempat. Agen Federal Alexander Mahone (William Fichtner) diberi tugas untuk melacak dan menangkap kedelapan narapidana, namun ternyata ia juga bekerja untuk Company, yang menginginkan kedelapan orang tersebut mati. Ketika Sara mendapati ayahnya, Gubernur Frank Tancredi, meninggal, ia bertemu Michael, dan tetap bersama mereka sementara Michael dan Lincoln berusaha membuktikan keterlibatan sang Presiden dengan Company. Untuk memastikan keselamatan kakak-beradik itu, Sara membiarkan dirinya tertangkap dan menghadapi persidangan. Dalam persidangan tersebut, kesaksian mantan agen rahasia Paul Kellerman (Paul Adelstein)-yang tadinya bekerja untuk sang Presiden (yang dikontrol Company)- membebaskan Lincoln dan Sara. Beberapa dari Fox River Eight terbunuh atau tertangkap, tetapi Linc dan Michael berhasil sampai ke Panama. Namun kemudian Michael, T-Bag, Mahone, dan Bellick ditangkap pihak berwajib Panama dan dipenjara di Sona.

Season 3
Season ketiga bercerita tentang Michael di Sona dan Lincoln yang ada di luar, yaitu di Panama. Sona dalah penjara yang dikuasai oleh narapidana dan dijaga hanya dari luar sejak kerusuhan yang terjadi setahun sebelumnya. Lincoln segera dikontak oleh Susan alias Gretchen Morgan (agen Company yang bertanggung jawab atas kegiatan di Panama) yang menculik anaknya LJ (Marshall Allman) dan Sara Tancredi (Sarah Wayne Callies), wanita yang dicintai Michael. Gretchen mengatakan pada Lincoln bahwa Company menginginkan Scofield membebaskan James Whistler (Chris Vance) dari Sona. Episode selanjutnya mengisahkan tentang bagaimana Michael dan Whistler mencoba membuat rencana pelarian di bawah tekanan penjara yang sangat berbeda dari Fox River. sementara itu Lincoln juga berusaha membuat kesepakatan dengan Gretchen Morgan (Jodi Lyn O'Keefe). Sucre mendapatkan pekerjaan di Sona untuk membantu Michael dalam menjalankan rencana pelariannya. Ketika Lincoln berusaha membebaskan Sara dan LJ, Gretchen mengirimkan potongan kepala Sara sebagai peringatan. Di akhir season, Michael dan Whistler berhasil keluar bersama Mahone, an narapidana lain McGrady tertinggal, juga T-Bag dan Bellick. Identitas Sucre terungkap oleh salah satu penjaga penjara dan ia dipenjara di Sona sesaat setelah pelarian Michael. LJ dan Sofia (yang ditangkap sebagai jaminan) ditukar untuk Whistler, dan Michael hendak membalas dendam atas kematian Sara.

Season 4
Plot utama season keempat adalah tentang tim yang direkrut oleh Agen Keamanan Nasional (Homeland Security), Don Self (Michael Rapaport) untuk mendapatkan Scylla. Meski pada awalnya tim tersebut yakin bahwa Scylla adalah "buku hitam" Company, kemudian terungkap bahwa Scylla memuat informasi tentang sumber energi yang dapat diperbaharui. Paruh pertama season keempat, tim ini berhasil mendapatkan kartu untuk mengakses Scylla dan menerobos ke markas Company. Sara teryata masih hidup, Bellick terbunuh dan Self ternyata agen ganda dan menjual Scylla ke penawar tertinggi. Meski enggan, Lincoln memutuskan untuk membantu Company untuk mendapatkan Scylla kembali, sementara Michael didiagnosis menderita semacam kanker otak. Ia dirawat dan dioperasi oleh Company. Kemudian ia mengetahui bahwa ibunya, Christina, masih hidup dan menjadi agen Company, yang juga memburu Scylla untuk menjualnya ke penawar tertinggi. Season ini berakhir dengan diserahkannya Scylla ke pihak berwenang, Jenderal Krantz dan Company dijatuhkan, Christina terbunuh, dan nama mereka semua dibersihkan. Dalam dua episode terakhir, yang menceritakan apa yang terjadi selama empat tahun berselang yang ada di episode terakhir, menjelaskan bagaimana Sara ditahan di penjara Miami dan bagaimana Michael berusaha membebaskan Sara sebelum suruhan Jenderal Krantz (yang melibatkan T-Bag dan Gretchen) membunuhnya.
Posted on 03:24 by ariwinata and filed under | 1 Comments »